Nama : Ika Purnama Sari Manik
NIM : 111201002
Kelas : Hut 4A
Apokat (KBBI: Avokad),
alpukat, atau Persea
americana ialah tumbuhan
penghasil buah meja dengan nama sama. Tumbuhan ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah dan kini banyak
dibudidayakan di Amerika Selatan dan
Amerika Tengah sebagai tanaman perkebunan monokultur dan sebagai tanaman
pekarangan di daerah-daerah tropika lainnya di dunia.
Pohon, dengan batang
mencapai tinggi 20 m dengan daun sepanjang 12 hingga 25 cm. Bunganya
tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan ukuran 5 hingga 10 milimeter.
Ukurannya bervariasi dari 7 hingga 20 sentimeter, dengan massa 100 hingga 1000
gram; biji yang besar, 5 hingga 6,4 sentimeter.
Buahnya
bertipe buni, memiliki kulit lembut tak rata berwarna hijau tua
hingga ungu kecoklatan, tergantung pada varietasnya. Daging buah apokat
berwarna hijau muda dekat kulit dan kuning muda dekat biji, dengan tekstur
lembut.
Gambaran Peluang Agribisnis
Walaupun keuntungan bertanam alpukat di Indonesia belum begitu bisa dirasakan karena pengelolaannya tidak intensif, namun karena permintaannya naik maka pertanaman alpukat dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Prospek ke depan bisnis alpukat semakin cerah sehubungan dengan semakin terbukanya peluang pasar. Tetapi sayangnya masih banyak wilayah yang merupakan sentra produksi belum tergali, sehingga kesulitan mendapatkan buah masih tetap dirasakan oleh para pedagang, baik di pasar lokal maupun eksportir. Alpukat merupakan salah satu jenis buah bergizi tinggi yang semakin banyak diminati. Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan alpukat di pasaran. Sebagai contoh, seorang grosir membutuhkan alpukat 12-20 ton/minggu untuk pedagang pengecer di Bogor.
Walaupun keuntungan bertanam alpukat di Indonesia belum begitu bisa dirasakan karena pengelolaannya tidak intensif, namun karena permintaannya naik maka pertanaman alpukat dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Prospek ke depan bisnis alpukat semakin cerah sehubungan dengan semakin terbukanya peluang pasar. Tetapi sayangnya masih banyak wilayah yang merupakan sentra produksi belum tergali, sehingga kesulitan mendapatkan buah masih tetap dirasakan oleh para pedagang, baik di pasar lokal maupun eksportir. Alpukat merupakan salah satu jenis buah bergizi tinggi yang semakin banyak diminati. Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan alpukat di pasaran. Sebagai contoh, seorang grosir membutuhkan alpukat 12-20 ton/minggu untuk pedagang pengecer di Bogor.
Selain
di pasar lokal, pasar luar negeri pun berhasil ditembusnya. Mula-mula hanya
Singapura dan Belanda, kemudian menyusul Saudi Arabia, Perancis, dan Brunei
Darussalam. Impor Perancis pada tahun 1989 sebanyak 3.790 kg dengan nilai 379
US$, dan pada tahun 1990 meningkat menjadi 5.749 kg dengan nilai 10.876 US$.
Situasi harga di tingkat petani memang relatif bervariasi dibandingkan dengan
di tingkat pengecer. Harga setiap kilogram di tingkat petani di daerah Garut
pada tahun 1991 berkisar antara Rp 200,- sampai Rp 600,-. Seangkan di tingkat
pengecer biasanya lebih stabil, dan harga bisa mencapai Rp 700,- sampai Rp
1.750,-/kg. Adanya perbedaan harga yang cukup besar tersebut antara lain
disebabkan karena di tingkat pengecer risiko kerusakannya lebih tinggi.
Cara Penanaman
Waktu
penanaman yang tepat adalah pada awal musim hujan dan tanah yang ada dalam
lubang tanam tidak lagi mengalami penurunan. Hal yang perlu diperhatikan adalah
tanah yang ada dalam lubang tanam harus lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Hal
ini untuk menghindari tergenangnya air bila disirami atau turun
hujan. Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut :
a) Lubang tanam yang telah ditutup, digali lagi dengan ukuran sebesar wadah bibit.
b) Bibit dikeluarkan dari keranjang atau polibag dengan menyayatnya agar gumpalan tanah tetap utuh.
c) Bibit beserta tanah yang masih menggumpal dimasukkan dalam lubang setinggi leher batang, lalu ditimbun dan diikatkan ke ajir.
d) Setiap bibit sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan angin, maupun siraman air hujan. Naungan tersebut dibuat miring dengan bagian yang tinggi di sebelah timur. Peneduh ini berfungsi sampai tumbuh tunas-tunas baru atau lebih kurang 2-3 minggu
hujan. Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut :
a) Lubang tanam yang telah ditutup, digali lagi dengan ukuran sebesar wadah bibit.
b) Bibit dikeluarkan dari keranjang atau polibag dengan menyayatnya agar gumpalan tanah tetap utuh.
c) Bibit beserta tanah yang masih menggumpal dimasukkan dalam lubang setinggi leher batang, lalu ditimbun dan diikatkan ke ajir.
d) Setiap bibit sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan angin, maupun siraman air hujan. Naungan tersebut dibuat miring dengan bagian yang tinggi di sebelah timur. Peneduh ini berfungsi sampai tumbuh tunas-tunas baru atau lebih kurang 2-3 minggu
STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
11.1.Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi:
syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan.
11.2. Diskripsi
Alpukat adaalah buah tanaman apaokat (Persea Americana MILL) dalam keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih.
11.2. Diskripsi
Alpukat adaalah buah tanaman apaokat (Persea Americana MILL) dalam keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih.
Klasifikasi
dan Standar Mutu
Alpokat digolongkan dalam 3 macam ukuran berdasarkan berat, yaitu:
Alpokat besar : 451-550 gram/buah
Alpokat sedang : 351-450 gram/buah
Alpokat kecil : 250-350 gram/buah
Sedangkan syarat mutu adalah sebagai berikut:
Kesamaan sifat varietas: mutu I seragam; mutu II seragam; cara pengujian organoleptik
Tingkat ketuaan: mutu I tua tapi tidak terlalu matang; mutu II tua tapi tidak terlalu matang; cara pengijian organoleptik
Bentuk: mutu I normal; mutu II kurang normal; cara pengujian organoleptik
Kekerasan: mutu I keras; mutu II keras; cara pengujian Organoleptik
Ukuran: mutu I seragam; mutu II kurang seragam; cara pengujian SP-SMP-309-1981
Kerusakan (bobot/bobot): mutu I maks 5%; mutu II 10%; cara pengujian SP-SMP-310- 1981
Busuk (bobot/bobot): mutu I maks 1%; mutu II 2%; cara pengujian SP-SMP-311-1981
Kotoran: mutu I bebas; mutu II bebas; cara pengujian organoleptik
Alpokat digolongkan dalam 3 macam ukuran berdasarkan berat, yaitu:
Alpokat besar : 451-550 gram/buah
Alpokat sedang : 351-450 gram/buah
Alpokat kecil : 250-350 gram/buah
Sedangkan syarat mutu adalah sebagai berikut:
Kesamaan sifat varietas: mutu I seragam; mutu II seragam; cara pengujian organoleptik
Tingkat ketuaan: mutu I tua tapi tidak terlalu matang; mutu II tua tapi tidak terlalu matang; cara pengijian organoleptik
Bentuk: mutu I normal; mutu II kurang normal; cara pengujian organoleptik
Kekerasan: mutu I keras; mutu II keras; cara pengujian Organoleptik
Ukuran: mutu I seragam; mutu II kurang seragam; cara pengujian SP-SMP-309-1981
Kerusakan (bobot/bobot): mutu I maks 5%; mutu II 10%; cara pengujian SP-SMP-310- 1981
Busuk (bobot/bobot): mutu I maks 1%; mutu II 2%; cara pengujian SP-SMP-311-1981
Kotoran: mutu I bebas; mutu II bebas; cara pengujian organoleptik
Pengambilan
Contoh
Setiap kemasan diambil contohnya sebanyak 3 kg dari bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut dicampur merata tanpa menimbulkan kerusakan, kemudian
dibagi 4 dan dua bagian diambil secara diagonal. Cara ini dilakukan beberapa kali sampai contoh mencapai 3 kg untuk dianalisa.
Jumlah kemasan dalam partai: 1 sampai 100, minimum jumlah contoh yang diambil 5
Jumlah kemasan dalam partai: 101 sampai 300, minimum jumlah contoh yang diambil 7.
Jumlah kemasan dalam partai: 301 sampai 500, minimum jumlah contoh yang diambil 9.
Jumlah kemasan dalam partai: 501 sampai 1000, minimum jumlah contoh yang diambil 10.
Jumlah kemasan dalam partai: lebih dari 1000, minimum jumlah contoh yang diambil 15.
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman/dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.
Setiap kemasan diambil contohnya sebanyak 3 kg dari bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut dicampur merata tanpa menimbulkan kerusakan, kemudian
dibagi 4 dan dua bagian diambil secara diagonal. Cara ini dilakukan beberapa kali sampai contoh mencapai 3 kg untuk dianalisa.
Jumlah kemasan dalam partai: 1 sampai 100, minimum jumlah contoh yang diambil 5
Jumlah kemasan dalam partai: 101 sampai 300, minimum jumlah contoh yang diambil 7.
Jumlah kemasan dalam partai: 301 sampai 500, minimum jumlah contoh yang diambil 9.
Jumlah kemasan dalam partai: 501 sampai 1000, minimum jumlah contoh yang diambil 10.
Jumlah kemasan dalam partai: lebih dari 1000, minimum jumlah contoh yang diambil 15.
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman/dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.
Pengemasan
Buah alpukat disajikan dalam bentuk utuh dan segar, dikemas dalam keranjang bambu/bahan lain yang sesuai dengan/tanpa bahan penyekat, ditutup dengan anyaman bambu/bahan lain, kemudian diikat dengan tali bambu/bahan lain. Isi kemasan tidak melebihi permukaan kemasan dengan berat bersih maksimum 20 kg.
Di bagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, daerah asal, nama/kode perusahaan/eksportir, berat
bersih, hasil Indonesia dan tempat/negara tujuan.
Buah alpukat disajikan dalam bentuk utuh dan segar, dikemas dalam keranjang bambu/bahan lain yang sesuai dengan/tanpa bahan penyekat, ditutup dengan anyaman bambu/bahan lain, kemudian diikat dengan tali bambu/bahan lain. Isi kemasan tidak melebihi permukaan kemasan dengan berat bersih maksimum 20 kg.
Di bagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, daerah asal, nama/kode perusahaan/eksportir, berat
bersih, hasil Indonesia dan tempat/negara tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar