AGRIBISNIS TANAMAN HUTAN PADA
TANAMAN DURIAN ( Bombaceae sp. )
Oleh
: Evan Evendi Aritonang
Nim : 111201014
Kelas
: IV-A
1. SEJARAH SINGKAT
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan
durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi
akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk
menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan
Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian
ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah
dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa,
Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).
2. JENIS TANAMAN
Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa
pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga
(genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada puluhan durian yang
diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada
masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian
sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan
(Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan),
sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).
3. MANFAAT TANAMAN
Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan
olahan lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:
- Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan
yang miring.
- Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah
tangga. Kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung
lurus.
- Bijinya
yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif
pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).
- Kulit
dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai
kering dan dibakar sampai hancur.
4. SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh
pelosok Jawa dan Sumatra. Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya
terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman durian
tersebar ke seluruh Asia Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan hingga New
Guenea. Khusus di Asia Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang
dipelihara intensif oleh negara Thailand. Jumlah produksi durian di Filipina
adalah 16.700 ton (2.030 ha), di Malaysia 262.000 ton (42.000 ha) dan di
Thailand 444.500 ton (84.700 ha) pada tahun 1987-1988. Di Indonesia pada tahun
yang sama menghasilkan 199.361 ton (41.284 ha) dan pada tahun 1990 menghasilkan
275.717 ton (45.372 ha).
5. SYARAT TUMBUH
1. Iklim
- Curah
hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000
mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan
sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.
- Intensitas
cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil
(baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari
di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.
- Tanaman
durian cocok pada suhu rata-rata 20°C-30°C. Pada suhu 15°C durian dapat
tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35°C daun akan
terbakar.
2. Media Tanam
- Tanaman
durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya bahan organik).
Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga
mudah membentuk remah.
- Tanah
yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah
yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah
lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan
kemampuan mengikat air tinggi.
- Derajat
keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan pH
optimum 6-6,5.
- Tanaman
durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan
kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm).
Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak
manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh
lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam
diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15
kurang praktis daripada lahan yang datar rata.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi
persyaratan:
- Asli
dari induknya.
- Segar
dan sudah tua.
- Tidak
kisut.
- Tidak
terserang hama dan penyakit.
2) Penyiapan Benih dan Bibit
Pernanyakatan tanaman durian dapat dilakukan melalui
cara generatif (dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau
cxangkokan).
a) Pengadaan benih dengan cara generatif
Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji
dahulu agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan
pada tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan
diusahakan agar tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses
pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa
saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu
biji ditanam.
b) Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat
dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan
produktif. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna. Setelah
umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:
- Kulit
batang bawah disayat, tepat di atas matanya (…. 1 cm). Dipilih mata tunas
yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
- Sayatan
dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip
lidah.
- Kulit
yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
- Sisipan
“mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk
perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu
kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak.
Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti
okulasi gagal.
c) Penyusuan
1. Model tusuk/susuk
- Tanaman
calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk. Panjang
belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah
sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang
bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang
runcing disisipkan kebelahan calon batang atas yang telah dipersiapkan.
Supaya calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat
kuat-kuat dengan tali rafia.
- Selama
masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga,
tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk (batang
tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan penyambungan.
Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6
bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung
dari usia batang tanaman yang disusukan. Tanaman muda yang kayunya belum
keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model tusuk atau
susuk ini dapat lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang
masih muda atau belum berkayu keras.
2. Model sayatan
- Pilih
calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang
sudah berbuah dan besarnya sama.
- Kedua
batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua
batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.
- Setelah
kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat
pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.
- Setelah
2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan
batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti penyusuan tersebut
berhasil.
- Kalau
sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk batang atas
dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah
sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
- Maka
akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji,
sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.
d) Cangkokan
Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang
tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan
percabangan yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari
(diameter=2–2,5 cm), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal
musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi
harus disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata
cara mencangkok adalah sebagai berikut:
- Pilih
cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau
kecoklatan.
- Sayap
kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.
- Bersihkan
lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.
- Bagian
bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos).
Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan 1:1.
Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua
ujungnya diikat agar media tidak jatuh.
- Sekitar
2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika
akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang
persemaian berisi media tanah yang subur.
3) Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan
Bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi
disemaikan terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah
dibersihkan dari daging buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang
menempel. Biji dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung
ditanam di polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan
media tanah dan pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan
tanah sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram
tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab
(20°C-23°C). Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar
tunggang menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan
tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya
adalah 2 cm membujur dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian
disemprot dengan larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik
supaya kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar
dengan tudung akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya ± 3-5 cm. Saat
itu tutup plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar
siap dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag.
4) Pemindahan Bibit
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah
tumbuh setinggi 75-150 cm atau berumur 7 – 9 bulan setelah diokulasi,
kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan
batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat
pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal
tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.
2) Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum
penanaman bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang
pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang
akan menganggu pertumbuhan.
3) Pembentukan Bedengan
Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga
menjadi gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi.
Untuk ukuran bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir dan 5 kg pupuk
kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1
minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah
serangan jamur/bakteri pembusuk jamur. Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan
saluran untuk penampung air. Jika bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh
akarnya tadi segera ditanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji
durian dilakukan dengan cara dibuatkan lubang tanam sebesar biji dan
kedalamannya sesuai dengan panjang akar masing-masing. Setelah biji tertanam
semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah
halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.
4) Pengapuran
Keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik (merah kuning) dan
latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 – 6 dan
penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat
diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dengan
kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%. Dua sampai 4 minggu
sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu dan dilsiram 4-5 kali. Untuk
mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah
pengapuran, segera ditambah dolomit.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan
tanah, kultivar durian, serta sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar
durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian
berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m. Intensifikasi kebun durian,
terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat
diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari yang
biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti (lombok, tomat, terong dan tanaman
pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam
bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat menggali lubang,
tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, tanah
galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering
terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali. Tanah
galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos 35
kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk
kandang dan 1 kg fospat.
Untuk menghindari
gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampurkan insektisida butiran
seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak
membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu dipadatkan.
Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum penanaman bibit.
3) Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya
sehatertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang
banyak serta kuat.
Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan
ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit
durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai
berikut :
- Polybag/pembungkus
bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)
- Bibit
dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher
- Lubang
ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar
pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
- Pangkal
bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
- Di atas
bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini
sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar
matahari secara langsung.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian
durian agar tidak menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi
pembuahan setiap tahunnya.
Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses
pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan
penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda).
Penjarangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan
hormon tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan.
Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormon
disemprotkan, bunga yang telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya
sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya. Jumlah
buah durian yang dijarangkan ± 50-60% dari seluruh buah yang ada.
2) Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput
disekeliling selama pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (…. diameter 1 m
dari pohon durian).
3) Pemangkasan/Perempelan
a) Akar durian
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif
tanaman sampai 40% selama ± 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas.
Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan
kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama. Waktu pemotongan
akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu
setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang dan
pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi barisan tanaman durian
diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari pangkal batang.
b) Peremajaan
Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu
diremajakan. Tanaman durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya,
tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air
hujan tidak tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka
tersebut dapat diolesi meni atau ditempeli lilin parafin. Setelah 2-3 minggu
dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh
tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapat
diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara okulasi tanaman muda (bibit).
Tinggi okulasi dari tanah ± 1 – 1,5 m atau 2 – 2,5 m tergantung pada pemotongan
batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak boleh terlalu dekat dengan tanah.
c) Pembentukan tanaman yang terlanjur tua
Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti
kawat, tetapi cukup dibanduli atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar
pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut
dengan kalep agar dahan tersebut tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali,
kemudian ditarik dan diikat dengan pasak. Dengan demikian, dahan yang tadinya
tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah horizontal.
4) Pemupukan
Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan
tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.
a) Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman.
Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan
dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk
disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk
menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan
kering segera lakukan penyiraman.
b) Jenis dan dosis pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah
pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat
dapat membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian
membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon. Selanjutnya,
pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali
sampai tanaman berumur tiga tahun. Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk
organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan
dilakukan dengan cara. menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah
mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yang telah berumur =3
tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun
durian membutuhkan tambahan 20–25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya. Apabila
pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun
ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga
meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang berbunga durian
membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai
membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).
5) Pengairan dan Penyiraman
Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya,
tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit
durian yang baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama
kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air
tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu. Durian yang dikebunkan
dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yang cukup. Dalam
pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air
menggenangi bedengan tanaman.
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik,
setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis
1 cc/liter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal
ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna. Jenis
insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang
ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga. Untuk cendawan cukup melaburi
batang dengan fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih
baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida
tersebut.
7) Pemeliharan Lain
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi
mempengaruhi jaringan-jaringan pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali
tidak memberikan unsur tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman
menjadi lemah sehingga penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian
yang tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya
dicampurkan saja.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
- Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)
- Ciri: telur diletakkan pada kulit buah dan
dilindungi oleh jaring-jaring mirip rumah laba-laba. Larva yang telah
menetas dari telur langsung menggerek dan melubangi dinding-dinding buah
hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di dalam buah sampai
menjadi dewasa. Buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua.
- Penyebaran: serangga penggerek buah menyebar
dengan cara terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya.
Serangga penggerek buah ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya.
Kegiatan bertelur ini dilakukan secara periodik setiap menjelang musim
kemarau.
- Pengendalian: dilakukan dengan insektisida,
seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3
cc/liter air.
- Lebah mini
- Ciri: hama ini berukuran kecil, tubuhnya
berwarna coklat kehitaman dan sayapnya bergaris putih lebar. Setelah
lebah menjadi merah violet, ukuran panjangnya menjadi 3,5 cm. Pada fase
ulat (larva), hama ini menyerang daun-daun durian muda. Selama hama
tersebut mengalami masa istirahat (bentuk kepompong), mereka akan
menempel erat pada kulit buah. Setelah menjadi lebah serangga ini mencari
makan dengan cara menggerek ranting-ranting muda dan memakan daun-daun
muda.
- Pengendalian: menggunakan parvasida, seperti
Hostathion 40 EC (Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida, seperti
Supracide 40 EC dosis 420 gram/liter dan Temik 106 (Aldikarl 10%).
- Ulat penggerek bunga (Prays citry)
- Ulat ini menyerang tanaman yang baru berbunga,
terutama bagian kuncup bunga dan calon buah.
- Ciri: ulat ini warna tubuhnya hijau dan
kepalanya merah coklat, setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo
agak kecoklatan, abu-abu dan bertubuh langsing.
- Gejala: kuncup bunga yang terserang akan rusak
dan putiknya banyak yang berguguran. Demikian pula, benang sari dan tajuk
bunganya pun rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka
digerek ulat. Penularan ke tanaman lain dilakukan oleh kupu-kupu dari
hama tersebut.
- Pengendalian: dengan menyemprotkan obat-obatan
seperti Supracide 40 EC, nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400
gram/liter).
- Kutu loncat durian
- Ciri: serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya
diselimuti benang-benang lilin putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk
tubuh, sayap dan tungkainya mirip dengan kutu loncat yang menyerang
tanaman lamtoro.
- Gejala: kutu loncat bergerombol menyerang pucuk
daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang daun
sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah
menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening yang pekat
rasanya manis dan merata ke seluruh permukaan daun sehingga mengundang
semut-semut bergerombol.
- Pengendalian: daun dan ranting-ranting yang
terserang dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan
dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5
liter air.
7.2. Penyakit
- Phytopthora
parasitica dan Pythium complectens
- Penyebab: Pythium complectens, yang menyerang
bagian tanaman seperti daun, akar dan percabangan.
- Penularan dan penyebab: penyakit ini menular
dengan ke pohon lain yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar
yang terluka. Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah atau
bahan organik yang terangkut air.
- Gejala: daun durian yang terserang menguning dan
gugur mulai dari daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan
ujung-ujungnya mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang
di bawahnya. Kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk.
Pembusukan pada akar hanya terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi
dapat meluas dari ujung akar lateral sampai ke akar tunggang. Jika
dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi jaringan kulitnya
menjadi colat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu.
- Pengendalian:
- upayakan drainase yang baik agar tanah tidak
terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu
hujan;
- pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya
dan dibakar;
- pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah
karena jenis ini lebioh tahan terhadap serangan jamur sehingga dapat
terhindar dari serangan penyakit busuk.
- Kanker
bercak
- Penyebab: Pythium palvimora, terutama menyerang
bagian kulit batang dan kayu. Penyebaran oleh spora sembara bersamaan
dengan butir-butir tanah atau bahan organik yang tersangkut air.
Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam cuaca
kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 12-35°C.
- Gejala: kulit batang durian yang terserang
mengeluarkan blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi
merah kelam, coklat tua atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas ke
dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting muda dari
ujung mulai mati.
- Pengendalian: (1) perbaikan drainase agar air
hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk batang yang sakit; (5)
dilakukan dengan cara memotong kulit yang sakit sampai ke kayunya yang
sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar, sedangkan bagian
yang terluka diolesi fungisida, misalnya difolatan 4 F 3%.
- Jamur
upas
- Gejala: pada cabang-cabang dan kulit kayu
terdapat benang-benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba pada
cabang-cabang. Jamur berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu dan
masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.
- Pengendalian:
- serangan jamur yang masih pada tingkat sarang
laba-laba dapat dikendalikan dengan cara melumasi cabang yang terserang
degan fungisida, misalnya calizin RM;
- jika jamur sudah membentuk kerak merah jambu,
sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kira-kira lebih 30 cm ke bawah
bagian yang berjamur;
- dengan menyemprotkan Antrocol 70 WP (propineb
70,5%), dosis 100-200 gram/liter air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai
berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September
sehingga bulan Oktober-Februari buah sudah dewasa dan siap dipetik. Panen
durian diusahakan sebelum musim hujan tiba karena air hujan dapat merusak
kualitas buah. Warna durian yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada
kultivarnya. Buah yang sudah masak umumnya ditandai dengan bau harum yang
menyengat. Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan terdengar
dentang udara antara isi dan kulitnya.
8.2. Cara Panen
Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri.
Untuk menjaga agar buah tidak langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang
buah dapat diikat dengan tali plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai
buah yang terlepas dari batang atau ranting pohon tetap menggantung pada tali
sehingga buah durian tersebut dapat diambil dalam keadaan utuh. Buah durian
dari pohon rendah dapat dipetik dengan menggunakan pisau tajam. Tangkai buah dipotong
mulai dari bagian paling atas, ± 1,5 cm dari dahan. Pemotongan sebaiknya
dilakukan dengan hati-hati karena di tempat ini terdapat bahan tunas yang akan
berbunga pada musim berikutnya. Buah durian yang terletak pada bagian pohon
yang tinggi sebaiknya dipetik dengan menggunakan alat bantu yang sesuai agar
tidak jatuh ke tanah. Durian yang jatuh ke tanah biasanya retak, daging buahnya
menjadi asam/pahit karena terjadi fermentasi pembentukan alkohol dan asam.
8.3. Prakiraan Produksi
Jumlah durian yang dapat dipanen dalam satu pohon
adalah 60-70 butir perpohon pertahun dengan bobot rata-rata 2,7 kg. Apabila
diinginkan jumlah buah yang lebih banyak lagi maka bobot buah akan turun.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Di tempat pengumpulan setiap tangkai durian diberi
label khusus atau dicat dengan warna tertentu untuk menunjukkan kebun asal
durian. Bila kualitasnya kurang baik dapat diperbaiki pada tahun berikutnya.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Hasil panen dikumpulkan, diseleksi dan dipilah-pilah
berdasarkan ukuran. Seleksi perlu dilakukan agar tidak ada buah cacat yang ikut
terkirim, terutama bila buah ini akan dijual atau diekspor.
9.3. Penyimpanan
Durian yang sudah terpilih dicuci dan disemprot dengan
air agar kotoran yang menempel pada kulitnya menjadi bersih. Selanjutnya buah
dicelupkan ke dalam air yang telah diberi fungisida Aliette 800 WP yang
berbahan aktif Aluminium tris (Oethy/phosphonate) 22 cc/liter. Tujuan
pencelupan ini adalah untuk menghindari serangan busuk buah yang disebabkan
oleh jamur Phytophtora sp selama pemeraman dan transportasi. Lalu buah
dikeringanginkan. Durian beserta petinya dimasukkan ke dalam gudang yang cukup
mendatangkan penerangan.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Buah durian yang akan diekspor diberi perlakuan:
setelah buah kering, buah dibungkus kantong plastik dan diikat dengan tali
rafia Setiap kantung plastik berisi satu butir buah durian. Buah yang sudah
dibungkus kantung plastik dibungkus lagi dengan kantung kertas semen. Setelah
itu, dimasukkan ke dalam kotak karton setebal 3 mm. Setiap ungkus berisi 5-6
butir durian sehingga setiap kotak karton berisi 10-15 kg durian. Kotak ini
dilekat dengan lakban (perekat plastik) tebal yang tidak mudah robek jika
terkena gesekan. Teknologi pengemasan ini memperhatikan adanya lubang udara
agar ada sirkulasi udara, tetapi juga ada lapisan plastik luar untuk menahan
keluarnya bau, sehingga tidak ada kontak antar udara di dalam kotak pengepakan
dengan udara luar maka jika di dalam ada durian yang matang baunya tidak
tercium menyengat sampai keluar.
9.5. Penanganan Lain
Bila ingin menghasilkan durian beku untuk dipasarkan
ke tempat yang jauh, maka dapat dilakukan cara pengepakan fakum udara, cara ini
banyak dipakai oleh petani Thailand. Setelah dikupas kulitnya, durian
dimasukkan ke dalam alat fakum udara selama 35-40 menit dengan suhu 40°C di
bawah nol. Setelah itu, buah durian dimasukkan ke dalam plastik berukuran 300
gram dan diletakkan dalam kamar pendingin dengan suhu 18°C di bawah nol.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha tani tanaman durian seluas 1
ha pada tahun 1998.
1) Biaya produksi
- Tanah 1 ha @ m 2 x Rp. 15.000,- Rp. 15.000.000,-
- Bibit :150 pohon @ Rp. 50.000,- Rp. 7.500.000,-
- Pupuk
- Pupuk kandang: 9500 kg @ Rp. 60,- Rp. 570.000,-
- UREA: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
- TSP: 1400 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 2.100.000,-
- KCl: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
- NPK: 1400 kg @ Rp. 2.800,- Rp. 3.920.000,-
- Hormon/mineral: 70 liter @ Rp. 3.500,- Rp.
245.000,-
- Obat dan pestisida
- Insektisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp.
750.000,-
- Fungisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
- Alat dan bangunan
- Bangunan dan sumur Rp. 2.500.000,-
- Alat semprot: 2 unit @ Rp. 75.000,- Rp.
150.000,-
- Cangkul: 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
- Sabit: 2 buah @ Rp. 3.500,- Rp. 7.000,-
- Garpu: 2 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 6.000,-
- Golok: 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
- Gunting pangkas: 3 buah @ Rp. 5.000,- Rp.
15.000,-
- Gergaji pangkas: 2 buah @ Rp. 6.000,- Rp.
12.000,-
- Ember: 5 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
- Tenaga kerja tetap
- Upah 5 bok 12 x 2 orang x Rp. 30.000,- Rp.
3.600.000,-
- Pakaian 5 x Rp. 45.000,- Rp. 225.000,-
- THR 5 x Rp. 25.000,- Rp. 125.000,-
- Tenaga kerja lepas
- Membuat lubang tanam 15 OH @ Rp. 3.000,- Rp.
45.000,-
- Memupuk dan menanam 25 OH @ Rp. 3.000,- Rp.
75.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 42.115.000,-
2) Pendapatan
- Tahun
ke-5 produk ke 1 = 25/100 x 150 x 30 x Rp. 30.000= Rp. 33.750.000,-= Rp.
33.750.000 – Rp. 42.115.000 – Rp. 8.365.000,-
- Tahun
ke-6 produk ke 2 =25/100 x 150 x 60 x Rp. 30.000= Rp. 67.500.000,-= Rp.
67.500.000 – (Rp.8.365.000 + Rp. 16.765.000) – Rp. 42.370.000
- Pada
tahun ke-7 keuntungan sudah dapat menutupi investasi yang dikeluarkan
3) Investasi rata-rata/pohon: Rp. 175.096,66
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Peluang bisnis durian sangat bagus. Untuk pasar luar
negeri pada tahun 1983-1987 dikirim ke negara Taiwan, Singapura, Malaysia dan
Hongkong. Dan pada tahun 1989 permintaan meningkat ke negara Prancis, Belanda,
Brunei, australia, Saudi Arabia dan Jepang. Bahkan pada tahun 1999 di Jepang
harga durian dapat mencapai 10.000 yen (Rp 700.000,-). Peluang pasar di
Indonesia juga sangat bagus, harga durian berkualitas dapat mencapai Rp
30.000,-/kg. Sedangkan untuk buah durian dipasaran dan kualitasnya biasa-bisa
saja mencapai Rp. 15.000,-/buah. Selama ini perdagangan durian lebih dikuasai
oleh negara Thailand, hal ini disebabkan oleh mutu buah yang bagus. Padahal
Indonesia dapat melakukan hal yang sama apabila mutu ditingkatkan. Bahkan
Indonesia memiliki varietas yang beragam dan berbuah sepanjang tahun. Dengan
penanganan yang profesional dan dibantu oleh kemudahan-kemudahan dari
pemerintah durian Indonesia mampu menguasai pasar dunia.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: klasifikasi dan syarat
mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, pengemasan dan syarat penandaan.
11.2. Diskripsi
Standar mutu buah durian di Indonesia tercantum dalam
Standar Nasional Indonesia SNI 01-4482-1998.
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Buah durian diklasifikasikan dalam 3 jenis mutu, yaitu
Mutu I, Mutu II dan Mutu III.
- Kerusakan: mutu I=tidak ada (bebas penyakit dan
serangga); mutu II=tidak ada (bebas penyakit dan serangga); mutu III=tidak
ada (bebas penyakit dan serangga).
- Cacat: mutu I=tidak ada; mutu II=ada; mutu
III=ada.
- Rasa dan aroma: mutu I=baik sesuai kultivar; mutu
II=baik sesuai kultivar; mutu III=baik sesuai kultivar.
- Kekerasan daging: mutu I=keras/sedang; mutu
II=keras/sedang; mutu III=keras/sedang.
- Kesegaran buah: mutu I=segar; mutu II=segar; mutu
III=segar.
- Warna daging buah: mutu I=sesuai kultivar/kuning;
mutu II=sesuai kultivar/kuning; mutu III=sesuai kultivar/kuning.
- Kesegaman Kultivar: mutu I=seragam; mutu
II=seragam; mutu III=seragam.
- Perbandingan berat dengan biji: mutu I >2;
mutu II >1; mutu III=boleh < 1.
Pengujian buah durian dilakukan berdasarkan pengamatan
dari bentuk fisik dan visualisasi dari standar mutu yang ada.
11.4. Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah durian segar yang terdiri
maksimum 1.000 kemasan atau 1000 buah, contoh diambil secara acak dari jumlah
kemasan atau jumlah buah dengan ketentuan sebagai berikut:
- Jumlah
buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 1–5, pengambilan contoh semua.
- Jumlah
buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 6–100, pengambilan contoh minimum 5.
- Jumlah
buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 101–300, pengambilan contoh minimum
7.
- Jumlah
buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 301–500, pengambilan contoh minimum
9.
- Jumlah
buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 501-1001, pengambilan contoh minimum
10.
Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil
sekurang-kurangnya tiga buah kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan isi kurang
dari tiga buah diambil satu buah.
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu
orang yang telah dilatih terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melakukan
hal tersebut.
11.5. Pengemasan
Buah durian seyogyanya dikemas sesuai dengan pasar
yang dituju. Untuk Pasar Eropa, Ameriak dan Kanada, disukai buah durian yang
beratnya 2,5-3,5 kg/buah dan dikemas dengan kotak karton berkapasitas 10-12 kg.
Untuk pasaran Hongkong dipilih buah durian yang beratnya 2-4 kg/buah dan
dikemas dalam keranjang bambu berkapasitas 35-50 kg. Sedangkan untuk Malaysia
dan Singapura atau pasar lokal dikehendaki buah durian dengan berat 2,0-5,0
kg/buah yang dikemas dalam keranjang bambu atau peti kayu, atau tanpa kemasan
langsung ditumpuk ai atas bak truk. Label atau gantungan yang menyertai setiap
kemasan harus mudah dilihat dan berisi informasi :
- Dihasilkan
di Indonesia.
- Nama
perusahaan/eksportir.
- Nama
kultivar durian.
- Kelas mutu.
- Jumlah
buah dalam kemasan.
- Berat
kotor.
- Berat
bersih.
- Identitas
pembeli di tempat tujuan.
- Tanggal
panen.
- Tanggal
buah itu enak dimakan.
- Tanggal
buah itu tidak enak lagi dimakan.
- Petunjuk
cara penanganan (suhu, kelembaban) yang dianjurkan.
DAFTAR PUSTAKA
- AAK. Bertanam Pohon Buah-buahan II. Kanisius :
Yogyakarta, 1997.
- AAK. Budi daya Durian. Kanisius : Yogyakarta,
1997.
- Rambe, Sri Suryani Maphilindowati. “ Pasca Panen
Buah Durian “. Trubus, 1988
- Redaksi Trubus. Berkebun Durian Ala Petani Thailand.
Jakarta : Penebar Swadaya, 1998.
- _____________ Mengebunkan Durian Unggul. Jakarta
: Penebar Swadaya, 1997
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di
Perdesaan, BAPPENAS [iptek.net.id]
http://pusri.wordpress.com/2007/11/28/budidaya-durian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar