Jumat, 19 April 2013


AGRIBISNIS POHON GAHARU

Nama   : Jonny L Hutabarat
Nim     : 111201019

Gaharu memang unik. Bila tanaman lain dijaga supaya tidak sakit agar diperoleh panen sempurna, gaharu baru bernilai setelah sakit terserang cendawan. Pada pohon gaharu yang dipanen adalah gubal, suatu substansi aromatik berupa gumpalan berwarna cokelat muda, cokelat kehitaman, sampai hitam yang terdeposit di antara sel-sel kayu. Gubal tersebut terbentuk sebagai reaksi pertahanan sel-sel jaringan kayu terhadap serangan cendawan.
Secara alami gaharu mengeluarkan sesquiterpena, senyawa kimia bersifat fitoaleksin. Ia berfungsi sebagai toksin untuk melawan cendawan dan bakteri patogen. Beberapa patogen yang diketahui menginduksi pembentukan gubal gaharu yakni Fusarium oxysporum, F. solanii, Libertella sp., Trichoderma sp., Scytalidium sp., dan Thielaviopsis sp. Sesquiterpena menghasilkan aroma wangi sehingga dikenal sebagai sesquiterpena aromatik. Beberapa turunan di antaranya agarospirol dan jinkohol. Tingginya harga gubal gaharu disebabkan senyawa sesquiterpena sangat spesifik. Ia tidak dibuat secara sintetis atau dipalsu dengan bahan lain. Perbedaan kualitas dan harga gubal sangat bergantung kepada kandungan sesquiterpena, baik rendemen maupun jenis komponen.
http://www.bebeja-agribisnis.com/wp-content/uploads/2012/08/gaharu-3-e1344921650640-300x244.jpg
Sesquiterpena pada Aquilaria malaccanesis lebih lengkap serta mengandung agarospirol dan jinkohol lebih tinggi dibanding spesies lain. Oleh karena itu, harganya paling tinggi. Selain A. malaccanesis, di Indonesia terdapat 4 spesies Aquilaria lain yang menghasilkan gaharu. Yakni A. hirta, A. microcarpa, A. beccariana, dan A. filaria.
Dalam dunia perdagangan gaharu dikenal dengan nama agarwood, aloewood, dan eaglewood. Ia memiliki 4 kelas mutu: super, A, B, dan C. Kelas super digolongkan gubal gaharu, sedangkan kelas A hingga D disebut kemedangan. Gubal gaharu memiliki bentuk beragam, berwarna hitam dan sangat wangi. Sedangkan kemedangan berukuran besar, berwarna cokelat dan cokelat kehitaman. Aromanya lebih rendah daripada gubal gaharu.
Nilai berharga dari sebuah pohon gaharu adalah kehadiran gubal. Gubal merupakan substansi aromatik berupa gumpalan berwarna cokelat muda, cokelat kehitaman, sampai hitam yang terdeposit di antara sel-sel kayu dalam bentuk resin. Deposit resin ini mengakibatkan kayu yang seratnya lepas dan berwarna putih berubah menjadi kompak padat berwarna hitam serta wangi. Resin ini termasuk golongan sesquiterpena yang mudah menguap.
Gubal terbentuk sebagai reaksi pertahanan sel-sel jaringan kayu terhadap serangan cendawan dan bakteri patogen. Secara alami gaharu mengeluarkan sesquiterpena, senyawa kimia bersifat fitoaleksin yang bersifat toksik alias beracun untuk melawan cendawan dan bakteri patogen (sehingga memunculkan gubal) seperti Fusarium oxysporum, F. solanii, Libertella sp., Trichoderma sp., Scytalidium sp., dan Thielaviopsis sp. Sesquiterpena menghasilkan aroma wangi sehingga dunia mengenalnya sebagai sesquiterpena aromatik. Tingginya harga gubal gaharu disebabkan senyawa sesquiterpena sangat spesifik. Senyawa tersebut tidak dapat dibuat secara sintetis atau dipalsu memakai bahan lain. Khusus Aquilaria malaccensis dijumpai memiliki dua senyawa sesquiterpena yakni jinkoh eremol dan jinkohol II.

Manfaat Gaharu
Gaharu mengandung essens yang disebut sebagai minyak essens (essential oil) yang dapat dibuat dengan eksraksi atau penyulingan dari gubal gaharu. Essens gaharu ini digunakan sebagai bahan pengikat (fixative) dari berbagai jenis parfum, kosmetika dan obat-obatan herbal. Selain itu, serbuk atau abu dari gaharu digunakan sebagai bahan pembuatan dupa/hio dan bubuk aroma therapy.
Daun pohon gaharu bisa dibuat menjadi teh daun pohon gaharu yang membantu kebugaran tubuh. Senyawa aktif agarospirol yang terkandung dalam daun pohon gaharu dapat menekan sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan efek menenangkan, teh gaharu juga ampuh sebagai obat anti mabuk.
Ampas dari sulingan minyak dari marga Aquilaria di Jepang dimanfaatkan sebagai kamfer anti ngengat dan juga mengharumkan seluruh isi lemari. Oleh masyarakat tradisional Indonesia, gaharu digunakan sebagai obat nyamuk, kulit atau kayu gaharu dibakar sampai berasap. Aroma harum tersebutlah yang tidak disukai nyamuk (sumber: majalah Trubus).

Cara Menanam dan Pemeliharaan
Pohon penghasil gaharu secara umum tidak memerlukan syarat tumbuh yang khusus, pohon dapat tumbuh dengan baik pada struktur tanah yang ringan sampai berat dengan terkstur lempung ataupun pasir. Secara ekologi dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0 - 2.400 meter dpl, kelembapan 60 – 80 % dengan curah hujan 1.000 – 3.500 mm/th.
Penanaman dimulai dengan membuat lubang tanam dengan kedalaman 30 cm, panjang dan lebar lubang 30 cm. Setelah lubang terbuat, isi lubang dengan pupuk organik matang sampai kedalaman lubang menyisakan 15 cm. Kemudian taburkan 1 sdm akarisida (furadan, marshal, atau rugby) untuk melindungi tanaman dari serangan anjing tanah (orong-orong), gasir, dan hama lainnya yang hidupnya di tanah. Setelah penaburan akarisida, bibit tanaman dikeluarkan dari polybag dan usahakan tanah dalam polybag jangan sampai pecah.
Masukan bibit dengan tinggi minimal 30 cm ke lubang dan lubang diurug dengan tanah yang dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1:1. Setelah lubang tertutup oleh tanah, taburkan lagi akarisida di sekeliling tanaman sebanyak 1 sdm kemudian siram dengan air. Pemberian akarisida akan melindungi tananam pada masa kritis yaitu sebelum tanaman berumur lebih dari 3 bulan.
Pemeliharaan dilakukan dengan penyiangan dan pemberian pupuk organik setiap 2 bulan dan pemberian pupuk NPK pabrik setiap 4 bulan sampai tanaman berumur 3 tahun dengan dosis disesuaikan. Setelah tanaman berumur lebih dari 3 tahun pemberian pupuk dilakukan setiap 6 bulan dengan dosis 250 gram/pohon ditabur disekitar pangkal pohon kemudian ditutup dengan tanah.
Usahakan tanaman mendapatkan air yang cukup dan jangan sampai terendam air pada saat musim hujan.


Kelas, Harga dan Pemesaran Gaharu
Permintaan pasar terhadap gaharu terus meningkat. Selain kebutuhan peribadatan berberapa agama, gaharu juga digunakan oleh masyarakat Arab untuk sebagai siwak. Kondisi iklim yang panas dan kegemaran mengkonsumsi daging membuat tubuh mereka bau menyengat sehingga wangi gaharu digunakan sebagai pangharum.
Harga gaharu sendiri ditentukan berdasarkan kelas, adapun kelas-kelas dalam gaharu secara garis besar adalah:
1.Gubal
a.super: hitam merata, kandungan dammar wangi tinggi, aroma kuat
b.super AB: hitam kecoklatan, kandungan dammar wangi cukup, aroma kuat
c.sabah super: hitam kecoklatan, kandungan dammar wangi sedang, aroma agak kuat
d.kelas C: hitam banyak putih, kepingan kayu tipis, rapuh
2.Kemedangan
a.tanggung A: coklat kehitaman, kandungan damar wangi tinggi, aroma agak kuat
b.sabah I: coklat bergaris putih tipis, kandungan damar wangi sedang, aroma agak kuat
c.tanggung AB: coklat bergaris putih tipis, kandungan damar wangi sedang, aroma agak kuat
d.tanggung C: kecoklatan bergaris putih tipis, kandungan damar wangi sedang, aroma agak kuat
e.kemedangan I: kecoklatan bergaris putih lebar, kandungan damar wangi sedang, aroma agak kuat
f.kemedangan II: putih keabu-abuan bergaris hitam tipis, kandungan damar wangi kurang, aroma kurang kuat
g.kemedangan III: putih keabu-abuan, kandungan damar wangi kurang,aroma kurang kuat
3.Abu/cincangan yang merupakan potongan kayu kecil hasil pengerokan atau sisa penghancuran kayu gaharu
Harga gaharu terus meningkat seiring dengan permintaan pasar, namun ketersediaan gaharu dari alam terus menurun, hal inilah yang mendasari budidaya gaharu. Harga gaharu super pada tahun 2001 4-5jt/kg, saat ini melambung menjadi 10-15jt/kg. Tapi sayang, peluang seperti ini Cuma diketahui oleh beberapa gelintir orang saja.
Adapun negara tujuan eksport gaharu diantaranya adalah Singapura, Timur Tengah, Taiwan, Jepang, Hongkong, Korea dan Malaysia. Adapun eksport terbanyak ke negara Singapura baru Timur Tengah di urutan ke-2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar