PELUANG
AGRIBISNIS TANAMAN GAMBIR (Uncaria gambir)
Dosen Pembimbing:
Agus Purwoko, S.Hut, M.Si
Disusun Oleh:
Nidya Andini
111201029
DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2013
PENDAHULUAN
Masih
banyak Sumber Daya Alam di Indonesia yang belum dimaksimalkan sebagai komoditi
Ekspor. Salah satunya adalah tanaman gambir. Bisnis ukm telah menemukan betapa
potensialnya Sumber Daya ini untuk digunakan dalam memenuhi berbagai kebutuhan
industri luar.
Gambir memang jarang ada yang mengenalnya,
tidak seperti tanaman jarak, ataupun kelapa sawit yang telah dimanfaatkan
potensial produknya. Kini Sumatera Barat sebagai penghasil Gambir terbanyak, memiliki
produk unggulan yang dapat dimaksimalkan sebagai pemasukan pendapatan daerah.
Gambir adalah sejenis getah
yang dikeringkan yang berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan
bernama sama (Uncaria gambir Roxb.). Di Indonesia gambir pada umumnya digunakan pada menyirih. Kegunaan yang lebih penting adalah sebagai bahan penyamak kulit dan pewarna. Gambir
juga mengandung katekin (catechin), suatu
bahan alami yang bersifat antioksidan. India mengimpor 68% gambir dari Indonesia , dan menggunakannya
sebagai bahan campuran menyirih.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Uncaria
Spesies : Uncaria gambir
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Uncaria
Spesies : Uncaria gambir
ISI
Gambir adalah sejenis getah yang
dikeringkan yang berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan bernama
sama (Uncaria gambir Roxb.). Gambir dibudidayakan pada lahan ketinggian 200-800
m diatas permukaan laut. Mulai dari topografi agak datar sampai di lereng
bukit. Biasanya ditanam sebagai tanaman perkebunan di pekarangan atau kebun di
pinggir hutan. Budidaya biasanya semiintensif, jarang diberi pupuk tetapi
pembersihan dan pemangkasan dilakukan. Di Sumatra kegiatan penanaman ini sudah
mengganggu kawasan lindung.
Hampir 95% produksi dibuat menjadi produk
ini, yang dinamakan betel bite atau plan masala. Bentuk cetakan biasanya
silinder, menyerupai gula merah. Warnanya coklat kehitaman. Gambir (dalam
perdagangan antarnegara dikenal sebagai gambier) biasanya dikirim dalam kemasan
50kg. Bentuk lainnya adalah bubuk atau “biskuit”. Nama lainnya dalah catechu,
gutta gambir, catechu pallidum (pale catechu).
Kandungan yang utama dan juga dikandung
oleh banyak anggota Uncaria lainnya adalah flavonoid (terutama gambiriin),
katekin (sampai 51%), zat penyamak (22-50%), serta sejumlah alkaloid (seperti
gambirtannin dan turunan dihidro- dan okso-nya. Selain itu gambir dijadikan
obat-obatan modern yang diproduksi negara jerman, dan juga sebagai pewarna cat,
pakaian.
Kegunaan Gambir
Kegunaan
utama gambir adalah sebagai komponen menyirih, yang sudah dikenal masyarakat
kepulauan Nusantara, dari Sumatra hingga Papua sejak paling tidak 2500 tahun
yang lalu. Diketahui, gambir merangsang keluarnya getah empedu sehingga
membantu kelancaran proses di perut dan usus. Fungsi lain adalah sebagai
campuran obat, seperti sebagai luka bakar, obat sakit kepala, obat diare, obat
disentri, obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat sakit kulit (dibalurkan);
penyamak kulit; dan bahan pewarna tekstil untuk industri batik. Selain itu juga
gambir digunakan penduduk sebagai ramuan untuk mengkonsumsi sirih dan obat
untuk sakit perut.
Fungsi
yang tengah dikembangkan juga adalah sebagai perekat kayu lapis atau papan partikel.
Produk ini masih harus bersaing dengan sumber perekat kayu lain, seperti kulit
kayu Acacia mearnsii, kayu Schinopsis balansa, serta kulit polong Caesalpinia
spinosa yang dihasilkan negara lain.
Pengolahan Gambir
Tanaman gambir umumnya sudah bisa dipanen
pada umur 1 – 2 tahun tergantung pada tingkat pertumbuhannya. Panen berikutnya
bisa dilakukan setelah 5 – 6 bulan tergantung pada kondisi tanaman. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong ranting-ranting dan
daunnya ( tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda ) dengan pisau atau ani-ani.
Panjang potongan adalah 40 – 60 cm dari ujung daun atau 5 cm dari panjang
batang. Ini dimaksudkan agar tunas baru pada ketiak ranting dapat tumbuh dengan
baik.
Daun dan ranting yang dipanen
tersebut biasanya dimasukkan kedalam keranjang rotan atau keranjang bambu untuk
selanjutnya dibawa kepondok pengempaan untuk dilakukan pengolahan. Selanjutnya hasil
panen gambir harus segera diolah karena semakin lama getahnya akan berkurang.
Jangka waktu panen tidak boleh terlalu jarak, karena banyak daun akan menjadi
tua dan gugur, disamping itu kandungan dari getah daun yang sudah tua akan
berkurang.
Gambir merupakan sejenis getah yang telah
diendapkan yang diperoleh dari pengolahan daun dan ranting tanaman gambir. Daun
dan ranting tanaman gambir ini diproses dengan cara tertentu sehingga diperoleh
cairan yang mengandung getah. Cairan itu diendapkan beberapa waktu sehingga akan
terjadi pemisahan antara air dan getah.
Ada
dua cara pengolahan gambir yang dilakukan, yaitu: Pengolahan gambir secara
pribumi dan pengolahan gambir secara Cina.
a.
Pengolahan gambir secara pribumi
Cara ini adalah pengolahan yang dikembangkan ditingkat petani dengan
pengeluaran getah melalui pengempaan. Pengolahan dilakukan dengan cara daun dan
ranting direbus, dilakukan pengempaan, selanjutnya diendapkan dan ditiriskan
hingga membentuk padatan atau pasta. Pasta kemudian dicetak dengan
cetakan bambu dan kemudian dikeringkan.
b. Pengolahan gambir secara Cina
Cara ini merupakan cara yang dikerjakan oleh keturunan Cina di Indonesia.
Proses pengolahan dimulai dari pemisahan daun dan ranting, kemudian dicuci
terlebih dahulu. Perebusan dilakukan selam ½ jam sambil diaduk-aduk dan
dimemarkan dengan kayu. Ekstraknya diambil dan daunnya dimasukkan kembali
kedalam perebusan. Ekstraknya dikentalkan dan dipanaskan, lalu disaring.
Keringkan sampai suhu 35 o C sambil diaduk-aduk. Akan diperoleh ekstrak yang
berwarna kuning kecoklatan. Kemudian dicetak membentuk balok gambir atau cube
gambir. Untuk pembuatan balok gambir, ekstrak dituangkan kedalam catakan kayu
dan dibiarkan selama 10–12 jam hingga menjadi bongkahan yang agak padat. Kemudian
dipotong-potong menurut keinginan dan dijemur dibawah cahaya matahari.
Penyetakan gambir
Pemasaran Gambir
Tidak banyak Propinsi di Indonesia yang mampu menjadikan
komoditasnya menjadi komoditas unggulan yang mampu mendominasi pasar dunia.
Salah satunya adalah Sumatera Barat dengan tanaman gambir. Tanaman Gambir atau
uncaria gambir roab merupakan komoditas unggulan propinsi Sumatera Barat yang
mampu memasok 90 persen kebutuhan pasar dunia dengan tujuan utama ke India,
Pakistan, Singapura, Thailand dan Malaysia.
Dari
data tahun 2005 Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Barat total luas areal
tanaman gambir di Sumatera Barat adalah 19.658 dengan Daerah penghasil utama
tanaman ini di adalah Kabupaten 50 Puluh Kota seluas 13.558 Ha dan di kabupaten
pesisir selatan seluas 4.714 Ha dan sisanya tersebar di delapan kabupaten
lainnya di Sumatera Barat. Realisasi ekspor gambir pada tahun 2003 mencapai
US$.668,523 kemudian meningkat sebesar 44,6 % pada tahun 2004 menjadi
US$.967,000 (bisnis-18 Okt 2005). dan pada tahun 2005 total nilai ekspor
sebesar USD.622,460.00 dengan pencapaian produksi sebesar 13.249 Ton.
Gambir
bersama dengan karet, semen, dan kayu lapis termasuk dalam 10 komoditas utama
ekspor Sumatera Barat. Untuk ekspor, gambir dikirim melalui Medan, sedangkan
untuk pasaran dalam negeri dikirim ke Jakarta. Volume ekspor gambir Provinsi
Sumatera Barat tahun 2000 besarnya 1.339.860 kg. Nilai ekspor komoditas yang
diekspor ke India, Singapura, dan Pakistan ini 1.808.503 dollar Amerika.
Produk gambir
Bila gambir yang diekspor tersebut digunakan sebagai bahan baku
perekat kayu lapis didalam negeri maka baru akan memenuhi kebutuhan tiga pabrik
kayu lapis yang berkapasitas 5000-6000 m3/bulan. Hal ini akan masih tetap
terlalu sedikit dibanding kebutuhan pabrik kayu lapis dan papan partikel yang
ada di Pulau Sumatra. Dan gambir dapat diolah didalam negeri menjadi bentuk
yang lain dari sekarang, seperti bentuk biskuit dan tepung gambir sesuai dengan
permintaan pasar dunia. Negara India saja membutuhkan gambir sebanyak 6000 ton
pertahun. Terlihat bahwa prospek luar negeri masih terbuka.
Daerah penghasil utama adalah Sumatra bagian tengah dan selatan.
Harga jualnya di tingkat petani per kg adalah IDR5.000 hingga IDR20.000; di
pasaran ekspor harganya berkisar dari USD1,46 hingga USD2,91. Ekspor
gambir juga menunjukkan pertumbuhan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2009.Prospek Pengembangan Tanaman Gambir.
Diakses dari:
http://id.wikipedia.org/wiki/ Prospek Pengembangan Tanaman
Gambir Diakses pada hari Senin 15 April, pukul 14:00].
Anonimus. 2009. Teknlogi pengolahan dan budidaya hasil gambir. Diakses
dari: http://id.wikipedia.org/wiki/ [Diakses pada hari Senin 15 April 2013,
pukul 14:25].
Anonimus.2009.TanamanGambir.Diakses dari: http://preparatpecah.tripod.com/index_files/Page916.htm
[Diakses pada hari Senin 15 April 2013 ,pukul 14:46].
Roswita, R. 1998. Prospek Gambir di
Sumatera Barat. BIP.Padang.
Zamarel dan Hadad, 1991. Budidaya Tanaman Gambir.
Edisi Khusus, Littro VII. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar