RESUME TENTANG AGRIBISNIS GETAH
PINUS (GONDORUKEM)
NAMA : INDAH K SIHOMBING
NIM : 111201034
KELAS : HUT 4 A
Gondorukem
adalah getah dari pohon Pinus (Pinus merkusii) yang kemudian diolah
menjadi gondorukem. Gondorukem diperdagangkan dalam bentuk keping-keping
padat berwarna kuning keemasan. Kandungannya sebagian besar adalah asam-asam
diterpena, terutama asam abietat, asam isopimarat, asam laevoabietat, dan asam
pimarat.
Produk
gondorukem digunakan sebagai bahan baku yang penting bagi industri batik,
kulit, sabun cuci, cat, isolator, kosmetik, kertas, vernis, ramuan semir
sepatu, pelarut bahan organik, dan bahan pembuatan kamper sintesis.
Salah satu
Badan Usaha Milik Negara yang melakukan pengolahan getah pinus adalah Perum
Perhutani. Perum Perhutani memiliki pabrik-pabrik pengolah getah pinus baik di
Jawa barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Produk
gondorukem yang dihasilkan oleh Perum Perhutani ditujukan untuk kebutuhan
dalam negeri dan ekspor. Negara tujuan ekspor untuk produk gondorukem
adalah ke Bangladesh, Korea, Jepang, Karaci, Litagong, Cina, Taiwan, Pakistan,
Perancis, Rotherdam, Polandia, Hanburg dan Laspysia.
Penghasilan
Perum Perhutani Unit I dari hasil ekspor gondorukem pada tahun 2008 mencapai
lebih dari Rp 200 Milyar bahkan untuk seluruh Perhutani penghasilan ekspor dari
produk gondoruken mencapai lebih dari Rp 500 Milyar. Hal ini menunjukkan bahwa
produk gondorukem sebagai hasil hutan bukan kayu produk yang dapat dijadikan
tumpuan bagi Perum Perhutani.
Gondorukem
merupakan produk olahan dari getah pohon pinus (famili Pinaceae) yang saat ini
merupakan komoditi andalan non migas yang bukan berasal dari kayu atau rotan
(Susilowati, 2001 dalam Prawira, 2008). Jenis pohon pinus yang sering disadap
adalah sebagai berikut :
-
Amerika : Pinus palustris dan Pinus caribaeae
-
Perancis : Pinus pinaster dan Pinus maritime
-
Spanyol : Pinus pinaster
-
Austria : Pinus
laricio dan Pinus sylvestris
-
Portugis : Pinus pinaster dan Pinus pinea
-
Rusia : Pinus sylvestris
-
Indonesia : Pinus
merkusii
Menurut Badan
Standardisasi Nasional (Anonim, 2001), gondorukem (Colophony) adalah padatan
hasil penyulingan getah pohon pinus (Pinus merkusii). Nama lain gondorukem,
antara lain gum rosin, pine resin, resin, siongka, kucing, dan sebagainya.
Daerah penghasilnya tersebar luas di daerah pegunungan di Indonesia terutama di
Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Bali (Suryamiharja dan Buharman, 1986 dalam Prawira, 2001).
Gondorukem yang
dihasilkan di Indonesia diklasifikasikan menjadi beberapa mutu yang ditentukan
oleh Badan Standardisasi Nasional. Klasifikasi mutu dalam standar penggolongan
gondorukem harus memenuhi syarat mutu dan syarat khusus yang telah ditetapkan.
Mutu gondorukem yang dihasilkan dari pengolahan getah pinus dapat
diklasifikasikan menurut warna, titik lunak, kadar kotoran, kadar abu, dan
komponen menguap.
Klasifikasi Mutu gondorukem menurut Badan Standardisasi Nasional adalah :
Tabel 1 Klasifikasi mutu gondorukem
No.
|
Klasifikasi mutu
|
Tanda mutu
|
|
Dokumen
|
Kemasan
|
||
1.
|
Utama
(U)
|
X
|
X
|
2.
|
Pertama
(P)
|
WW
|
WW
|
3.
|
Kedua
(D)
|
WG
|
WG
|
4.
|
Ketiga
(T)
|
N
|
N
|
Mutu gondorukem
ditentukan dari hasil pengujian warna gondorukem. Warna gondorukem ialah warna
yang ditetapkan dibandingkan dengan warna standar Lovibond yang terdiri atas 15
warna (XC, XB, XA, X, WW, WG, N, M, K, I, H, G, F, E, dan D) (Badan
Standardisasi Nasional,2001). Kelas yang paling gelap yaitu kelas D digunakan
untuk pembuatan minyak rosin, juga digunakan dalam industri linoleum dan vernis
gelap. Kelas G dan K digunakan sebagai bahan “sizing” dalam industri sabun,
bergantung pada kualitas sabun yang akan dibuat. Untuk kualitas sabun yang baik
bahkan digunakan kelas yang berwarna lebih pucat. Kelas yang berwarna lebih
pucat dari K terutama W – C dan W – W digunakan untuk pembuatan vernis
yang berwarna pucat. Penggunaan gondorukem lainnya, antara lain sebagai bahan pembuatan
“sealing wax”, bahan peledak dan
sebagai bahan pengganti resin lainnya, untuk pelapis alat-alat yang dipegang
tangan, sebagai bahan penggosok senar alat musik gesek, sebagai bahan pencampur
dalam proses penyolderan, dalam pembuatan cat, tinta cetak, semen kertas, bahan
pelitur kayu, plastik, kembang api, bahan waterproof untuk karton, dan
sebagainya (Suryamiharja dan Buharman, 1986 dalam Prawira, 2008).
PEMASARAN
GONDORUKEM
Pemasaran
Gondorukem
Negara yang
menjadi sasaran ekspor gondorukem antara lain India, Amerika Serikat, Perancis,
Kamerun, dan Belanda (Hadi, 2006). Pasar produk gondorukem dunia sebagian besar
diserap oleh Aksonabel dari Belanda, Eropa, AS, dan India yang antara lain
untuk bahan baku pembuatan tinta, cat, industri ban mobil, lem, dan vernis.
Indonesia baru bias memenuhi kebutuhan gondorukem dunia kurang dari 10 persen.
Permintaan
pasar internasional terhadap gondorukem Indonesia naik sejak akhir 2005. Hal
ini disebabkan karena Pemerintah China menahan penjualan produk gondorukem
keluar dari negaranya. Langkah China ini dilakukan untuk memenuhi pasokan
gondorukem untuk industri dalam negeri sendiri yang dari tahun ke tahun terus
meningkat.
Tingginya
permintaan gondorukem ini juga dikarenakan keunggulan kualitas gondorukem Indonesia
yang berasal dari pohon Pinus jenis Merkusi tersebut. Contohnya, keasamannya
yang rendah dan kemampuannya menahan suhu tinggi, tingkat kelengketannya dan
aromanya sangat disukai konsumen. Bidang usaha Perum Perhutani yang dimulai
sejak tahun 1974 ini juga mampu menggairahkan perekonomian masyarakat dengan
melibatkan mereka mulai dari pengadaan alat sadap (alat bacok dan batok
kelapa), tenaga penyadap, angkutan, hingga kemasan/kaleng.
Pasar dunia
saat ini cenderung mengalami peningkatan kebutuhan gondorukem, sehingga berapa
pun produksi dunia langsung terserap oleh pasar. Permintaan yang tinggi
tersebut mengakibatkan harga komoditas ini di pasar naik. Perum Perhutani
menaikkan harga gondorukem mulai Januari 2006 ini dari 475 dollar AS per ton
menjadi 750 dollar AS per ton. Kenaikan ini untuk mengantisipasi tingginya
permintaan gondorukem di pasar dalam negeri maupun luar negeri belakangan ini.
Kenaikan ini
sebetulnya karena kebutuhan pasar saja. Perum Perhutani berusaha menangkap
peluang pasar yang ada. Perum Perhutani memiliki cukup dana untuk menanam kayu
penghasil gondorukem dengan harga yang naik, sehingga meningkatkanjumlah
produksi (Handadari, 2006 dalam Prawira, 2008).
Tahun 2006,
Perum Perhutani berupaya meningkatkan produksi getah pinus sampai 20 persen dan
produk gondorukem menjadi sekitar 70.000 ton. Peningkatan produksi itu, antara
lain dengan menggunakan stimulan getah, ekspansi kerja sama ke luar Jawa dan
penyadapan hutan pinus rakyat. Selain itu, peningkatan produksi dilakukan
dengan memperpanjang daur tebang pinus dan riset bibit bocor getah bersama
Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.
China kini
merupakan produsen gondorukem terbesar di dunia dengan volume produksi mencapai
640.000 ton per tahun dan mengekspor sekitar 50 persen produksinya, sehingga
mampu bertindak sebagai penentu harga gondorukem di pasar internasional. Perum
Perhutani sebagai follower (pengikut)
tidak dapat berbuat banyak karena harga jual ditentukan oleh China selaku
penguasa pasar. Kendati demikian, Perum Perhutani terus mengamati celah-celah
pasar yang ada agar harga jual produk dapat tetap terjaga bahkan meningkat.
Direksi Perum Perhutani dalam berbagai pertemuan selalu menekankan harga
gondorukem produksi BUMN di lingkungan kehutanan ini ditetapkan berdasarkan kekuatan
pasok dan kebutuhan, biaya produksi, internal PHTI, dan misi perusahaan sebagai
perusahaan sosial (Handadari, 2006 dalam Prawira, 2008).
Strategi
Pemasaran
Strategi
pemasaran adalah suatau proses manajemen untuk menganalisis kesempatan pasar
untuk memilih posisi, program, pengendalian pemasaran yang menciptakan serta
mendukung bisnis-bisnis yang aktif untuk mencapai tujuan serta sasaran
pemasaran.
Kegiatan
pemasaran tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek saja, tetapi juga untuk
jangka panjang. Hal ini disebabkan karena kebutuhan dan keinginan terus
berkembang baik kualitasya maupun kuantitasnya, sehingga usaha untuk mengetahui
kebutuhan dan keinginan konsumen harus selalu ditingkatkan.
Untuk mencapai
hal tersebut, maka perusahaan perlu mengadakan orientasi pada konsumen dengan
menentukan kebutuhan konsumen, menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan
sasaran penjualan, menentukan produk dan program pemasaran, mengadakan
penelitian serta menentukan strategi yang paling sesuai agar produk yang dihasilkan
dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen. Dalam strategi pemasaran suatu
perusahaan untuk menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya
tergantung pada analisis terhadap Faktor lingkungan, analisis terhadap faktor
lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan peraturan pemerintah sangat penting
untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkannya pada bisnis perusahaan.
PERMASALAHAN
Permasalahan dalam produksi dan pemasaran
gondorukem yang dijual oleh KBM Industri Non Kayu adalah :
1. Adanya pesaing yangyang ketat terhadap gondorukem yang
dipasarkan oleh KBM Industri
Non Kayu.
2. Belum adanya perencanan dalam
menentukan strategi pemasaran.
3. Belum
terjalinnya komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan sehingga
dalam pengambilan keputusan perusahaan selalu kurang
maksimal.
4. Belum adanya diversifikasi produk
gondorukem
ANALISIS SWOT
DAN ALTERNATIF STRATEGI
Strategi merupakan suatu alat untuk
mencapai tujuan. Penentuan alternatif strategi dalam pengembangan strategi
pemasaran gondorukem dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor kekuatan dan
kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal. Alat analisis yang
cocok untuk merumuskan strategi dari berbagai faktor yang diidentifikasi
tersebut adalah analisis SWOT. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths)
dan peluang (opportunities), dan
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Dari analisis SWOT yang dilakukan,
alternatif strategi pemasaran yang dipilih adalah bauran pemasaran baik
produknya, harga (price), distribusi dan promosi. Dengan melakukan strategi
pemasaran yang tepat, diharapkan penjualan gondorukem akan lebih meningkat dan
memberikan keuntungan yang lebih besar.
Berikut beberapa gambar gondorukem :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar