Jumat, 19 April 2013

SINGKONG SEBAGAI KOMODITI AGRIBISNIS DI PASAR BENGKEL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI



NAMA  : TIA NOVITA SIREGAR
NIM      : 111201020

Desa Bengkel merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Desa Bengkel merupakan sentra oleh-oleh khas Sumatera Utara. Oleh-oleh yang menjadi andalan antara lain adalah kripik singkong.Potensi terbesar yang dimiliki Sergei adalah persawahan yang memproduksi 354.355 ton gabah dari luas lahan 68.967 hektar pada tahun 2003. Produksi ini surplus 134.115 ton yang didistribusikan ke berbagai daerah, disusul oleh ubi kayu 272.173 ton. Dari data tersebut dapat di lihat bahwa ubi kayu yang menjadi bahan utama kripik simgkong merupakan salah satu komoditas yang di hasilkan kabupaten serdang bedagai. Dengan adanya sentra oleh-oleh pasar bengkel ini secara langsung menambah pendapatan masyrakat sekitar maupun pendapatan daerah sekitar pasar bengkel yang menghasilkan ubi kayu.
Serdang Bedagai merupakan kabupaten penghubung antar kota medan dengan provinsi yang berada di sebelah selatan sumatera utara dan merupakan jalur utama ke kota medan, jadi pasar bengkel merupakan tempat persinggahan yang banyak didatangi oleh orang yang dalam perjalanan.  Apa yang pertama kali hinggap di pikiran lawan bicara kita ketika mendengar kata Serdang bedagai? Boleh jadi cerita tentang keindahan pantai cermin (padahal tidak terletak di Kota Serdang bedagai), ramainya lalu lintas sehari-hari, karakter masyarakatnya yang dicap kasar ataupun kalau untuk oleh-oleh hanya kripik singkong. Pertanyaan pun lantas muncul. Apakah memang demikian citra diri yang terbentuk selama 8 tahun lebih usia Kota Serdang bedagai? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mengenal lebih jauh Serdang bedagai lewat ensiklopedia kulinernya.

          Jikalau suatu ketika kita iseng menggunakan jasa pencarian laman id.wikipedia.org dan memasukkan kata kunci ‘makanan khas Sumatera Utara’, bersiaplah untuk takjub melihat kekayaan kuliner yang dimiliki Sumatera Utara. Tidak kurang dari 30 jenis makanan khas tertulis di laman tersebut. Selain kripik singkong, terdapat arsik, angsle, cimpa, cipera, dalini horbo, kidu-kidu, lappet, lemang, lomok-lomok, nanidugu, naniura, ombus-ombus, pangsit, popia, saksang, tanggo-tanggo, terites, tipa-tipa, tok-tok, tuak, uyen, dan lainnya. Masih di laman yang sama pula, jumlah makanan khas yang dimiliki Sumatera Utara (Sumut) termasuk sangat banyak, jauh menggungguli perolehan beberapa daerah di Indonesia. Terlepas pula dari subjektivitas penulis, dari segi kelezatan, daftar nama makanan khas yang disebutkan diatas juga boleh diadu.
Ditilik dari sejarahnya, Kota Serdang bedagai memang memiliki heterogenitas etnis yang besar. Walau begitu, untuk masalah selera makanan, identitas kesukuan masih terasa sangat menonjol. Hal ini tidak malah menjadi bumerang bagi masyarakat Serdang bedagai. Malah sebaliknya, orisinalitas tradisi kuliner yang dibawa oleh nenek moyang tetap terpelihara dengan baik. Artinya, tidak ada pemaksaan pencampuran bumbu atau tambahan bahan lainnya agar makanan itu sesuai dengan selera.Termasuk soal rasa kripik singkong yang hingga saat ini cita rasanya masih terjaga.
Melihat potensi diatas, pilihan untuk fokus pada wisata kuliner kripik singkong dan menjadikannya sebagai salah satu kekuatan utama pariwisata Kota Serdang bedagai bukannya tidak beralasan. Pertama, belum ada kota di Indonesia yang berani secara terang-terangan mempatenkan kue kripik singkong sebagai “raja kuliner” di kotanya. Kedua, tantangan yang lebih besar (terutama urusan dana) akan diperlukan bila hanya mengandalkan wisata alam dan sejarah. Terakhir, wisata kuliner kripik singkong dapat hadir sebagai referensi panganan utanma kepada para pengunjung untuk menyambut Visit Sumatera utara Year 2013
Belum semuanya kripik singkong yang berasal dari Serdang Bedagai dapat dipasarkan secara luas karena hanya bertumpu pada took-toko penjual di pasar bengkel tersebut.dan akses jalan di daerah tersebut tidak bagus dan terlalu sempit
     Selain itu agar semakin meningkatkan kualitas sentra tersebut baiknya pemerintah memperbaiki infrastruktur, sarana dan prasarana seperti jalan, tempat parker, kamar mandi dan lain-lain. Pemerintah harusnya bekerja sama dengan para pedagang untuk meningkatkan sector bisnis oleh-oleh tersebut karena memiliki potensi besar sebagai sumber pandapatan masyarakat dan dapat menggerakkan roda perekonomian karena berhubungan langsung dengan jenis usaha lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar