Jumat, 19 April 2013


PENGELOLAAN ANGGREK HUTAN
SEBAGAI TANAMAN HIAS


Dosen Pembimbing:
Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si

Disusun oleh :
HUT  4A
Sugiatno                  111201004



PERTANIAN


PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

AGRIBISNIS TANAMAN HUTAN

Pembukaan
Pertanian merupakan satu-satunya lapangan kerja terbesar di Amerika Serikat dan menguasai lebih banyak kegiatan bisnis disbanding sector  perekonomian lainnya. Sektor agribisnis merupakan lapangan kerja yang berperan besar dalam penurunan tingkat pengangguran.
 Tetapi perlu dicatat di sini bahwa kemajuan mata kita (Negara berkembang) bahwa pengembangan pertanian sudah membuka seharusnya dipusatkan pada pengembangan produktivitas yang dicapai melalui manajemen agribisnis yang ditata baik. Agribisnis dapat dibagi menjadi tiga sector yang saling tergantung secara ekonomis, yaitu sector masukan (input), produksi (farm), dan sector keluaran (output).
Dalam suatu survival terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan agribisnis, Deptan AS mendefenisikan secara spesifik jenis pekerjaan yang dicakup oleh agribisnis-agribisnis. Berikut ini adalah rincian jenis keterampilan dan pengetahuan yang digunakan oleh para pekerja di bidang agribisnis:
1.      Produksi pertanian dan perkembangan penagkaran hewan, hasil hewan, tumbuh-tumbuhan, hutan, dan dan hasil hutan
2.      Penyediaan jasa yang dikaikan dengan produksi pertanian dan pembuatan serta penyebaran perbekalan yang digunakan dalam produksi pertanian
3.      Perancangan, pemasangan, perbaikan, pengoperasian, dan pembenahan mesin, peralatan, dan sumber tenaga, serta pembangunan struktur yang digunakan dalam produksi pertanian
4.      Semua kegiatan yang berhubungan dengan pemeriksaan, pemrosesan, pemasaran produk pertanian dan produk sampingan yang utama
5.      Setiap ospek dari rumah kaca, tempat pemeliharaan tanam-tanaman muda (nursery), pembibitan pertanaman (landscaping), dan tindakan lain sehubungan dengan penggunaan hortikula sebagai penghias lahan
6.      Pengawetan, pengembangbiakan, perbaikan dan pemanfaatan sumber daya alami yang dapat diperbarui
7.      Berbagai macam penggunaan lahan hasil hutan
Latar Belakang
Geliat mencintai anggrek di Indonesia pada pertengahan tahun 2009 cenderung menunjukan grafik meningkat hingga saat ini dibanding tahun-tahun sebelumnya juga semakin semarak. Hal ini ditandai dengan munculnya kios kios / nursery anggrek baru baik di kota besar, kecil bahkan daerah terpencil skalanyapun bervariasai ada yang benar-benar pemula (Petani pemula) ada pula yang Back to Basic  (kembali menekuni anggrek setelah jatuh menekuni dunia lain), Hampir semua nursery anggrek baik skala kecil maupun besar dipastikan menampilkan/mempunyai Genus (marga) yang satu ini boleh dikatakan mendominasi di Indonesia genus dimaksud adalah Dendrobium baik spesies ataupun hybrid.
            Dominasi Dendrobium dinegeri ini banyak faktor yang melatar belakangi antara lain : suhu udara (iklim tropic), perawatan mudah, cepat tumbuh tunas baru, gampang disilang, kebutuhan sinar matahari berkisar 55 – 80 % sedangkan untuk kebutuhan air 25 – 35 % dalam perawatan keseharian. Perlu diketahui pula bahwa marga Dendrobium berdasar penelusuran pustaka yg ada disebutkan memiliki 900 – 1000 jenis bahkan terakhir Mill Hicks 2002 merilis sejumlah 3000 jenis dan menduduki ranking ke 2 setelah marga Bulbophyllum
50.000 batang Larat pindah ke Inggris
Pada paparan kali ini penulis kupas salah satu jenis anggrek alam Indonesia yang jadi idola sejak jaman pra kemerdekaan hingga kini dan merupakan bahan induk silangan terlaris dan populer yang juga telah menghasilkan lebih kurang 1000 jenis turunan silang baik dalam maupun luar negeri yaitu Dendrobium phalaenopsis dengan nama lokalnya Anggrek Larat. Nama Larat diambil dari nama daerah habitat aslinya P.Larat / Tanimbar Maluku Tenggara. Sejak tahun 1857 Larat sudah populer di manca negara, Dr.E.Soya dari Orchid Circle of Ceylon (1857) menceritakan bahwa pada tahun tersebut anggrek Larat sudah di koleksi di Kew Garden England dan dibawa oleh Mr.Baron Schroeder.
 Kemudian tahun 1891 anggrek Larat sangat laku keras pada acara lelang anggrek di Inggris, hal inilah yg menyebabkan Wigman datang ke pulau Larat (Tanimbar) yang kemudian menyuruh penduduk setempat mencari anggrek dimaksud dan dibeli, walhasil terkumpul sebanyak 50.000 batang anggrek larat dan kemudian dibawa ke Inggris dengan menumpang kapal laut.
Pembagian Jenis Anggrek
Anggrek, salah satu tanaman hias yang berbunga. Budidaya tanaman anggrek terus berkembang. Nilai penjualanpun terus meningkat seiring terus bertambahnya hobiis anggrek, atau sekedar penggemar dan penikmat anggrek. Budidaya anggrek tidak pernah sepi. Tidak mengenal tren, seperti tanaman hias lainnya.
Walaupun hanya datar-datar saja, namun bisnis anggrek tetap hidup dan tumbuh sepanjang masa. Ada beberapa alasan bisnis anggrek tidak akan mati. Bisnis anggrek memberikan peluang yang cukup besar. Bisnis anggrek akan tumbuh terus.
1.      Peminat anggrek cukup banyak dan tumbuh terus.
Perlu diketahui, penyuka tanaman hias adalah kaum hawa. Para ibu-ibu ini lebih menyukai tanaman hias yang berbunga. Anggrek menjadi pilihan, karena perawatannya yang mudah.
2.      Harga tanaman anggrek sangat terjangkau.
Hobiis dan penyuka bunga anggrek tidak hanya dari golongan beruang banyak saja, tapi dari semua golongan. Dengan sudah diproduksinya tanaman anggrek secara masal, maka harga anggrek dapat terjangkau semua golongan.
3.      Ragam bunga anggrek bervariasi.
Berkembangnya teknologi hibrida dan pemilihan induk yang baik dan berkualitas, akan menghasilkan anggrek-anggrek dengan ragam bunga yang bervariasi dan indah. Juga tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Sehingga akan memudahkan para hobiis maupun penyuka anggrek untuk menentukan pilihannya.
4.       Mempunyai sebaran daerah pertumbuhan yang luas.
Anggrek mempunyai banyak jenis dan daerah tumbuh yang berbeda. Sehingga dimanapun tempatnya, dataran tinggi, sedang maupun dataran rendah dapat ditemui tanaman anggrek.
5.      Mempunyai asosiasi dengan organisasi yang kuat
ANGGREK HUTAN
Pesona bunga anggrek memang mampu memikat semua kalangan, bukan hanya para pecinta tanaman hias akan tetapi semua orang akan terkagum-kagum jika melihat keindahan bunga anggrek.
Warna warni bentuk dan ragam bunga anggrek dari berbagai jenis yang unik mampu membuat para pecintanya saling berburu untuk melengkapi koleksinya
Beberapa jenis anggrek yang diperdagangkan bukan hanya anggrek meratus saja tetapi juga dari berbagai anggrek hutan lain di Indonesia merupakan jenis yang dilindungi. Jenis anggrek tebu/macan (Grammatophyllum speciosum) dan anggrek hitam (Coelogyne pandurata) misalnya, merupakan anggrek langka yang dilindungi oleh peraturan pemerintah. Padahal, jenis-jenis anggrek tersebut diperdagangkan dengan cara seadanya, seperti anggrek hitam yang dipotong menjadi perbatang tanpa perlakuan untuk mempermudah penjualan, hal ini sangat berpotensi membuat anggrek tersebut menjadi mati.
 Oleh karena itu, pembinaan terhadap para pedagang anggrek maupun masyarakat pengambil anggrek di hutan perlu dipikirkan oleh pemerintah, sehingga mereka yang berbisnis anggrek hutan tersebut dapat memperlakukan anggrek-anggrek tersebut sesuai dengan potensi tumbuh dan berkembangnya agar tidak mudah mati.

PELUANG BISNIS
Hampir setiap orang mengenal Bunga Anggrek, pesona bunga anggrek yang menawan telah membuat banyak pecinta tanaman hias berburu dan mengoleksi anggrek dari penjuru daerah. Selain keindahan bunga anggrek, jenis anggrek yang ada di dunia ini sangatlah bervariasi, tercatat lebih 30.000 spesies angrek di seluruh dunia, belum lagi anggrek hasil persilangan. Bisnis bunga anggrek memiliki pasar yang relatif stabil dibandingkan dengan bisnis bunga lain seperti gelombang cinta yang sempat booming beberapa saat yang lalu. Tidak mengenal booming dan juga tidak surut. Karena itu bisnis bunga anggrek cukup potensial untuk ditekuni.
Peluang bisnis bunga anggrek selain untuk memenuhi pasar dalam negeri juga telah diekspor ke beberapa negara seperti Jepang , Singapura dan beberapa negara lainnya. Pasar anggrek dalam negeri ditujukan untuk koleksi para penghobi, penghias taman maupun bunga untuk acara-acara tertantu. Untuk pasar luar negeri biasanya memerlukan standart kualitas yang cukup ketat, misalnya pasar Jepang sangat ketat dalam hal kandungan pestisida seminimal mungkin dalam bunga anggrek.
Bisnis tanaman angrek bisa ditekuni sebagai usaha sampingan dan bisa memanfaatkan pekarangan rumah yang ada. Selain itu usaha di budidaya bunga anggrek tidak membutuhkan modal yang besar, cukup ala kadarnya. Dari segi waktu, masih bisa dikerjakan secara sambilan. Tidak heran banyak usaha tanaman anggrek ini dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga di sela-sela kesibukannya. Bisa dikatakan bisnis tanaman anggrek merupakan bisnis yang bisa dilakukan dari rumah.
Melakukan pembesaran bibit Bunga Anggrek
Pembesaran bibit merupakan usaha tanaman anggrek yang dibeli dari bibit yang masih kecil. Bibit bisa dibeli saat masih berada dalam botol atau sudah ditebar pada media pot. Umumnya, ibu-ibu melakukan pembesaran bibit anggrek, lalu ditanam dalam pot atau terkadang papan pakis. Coba tengok aneka anggrek dalam pot yang dipasarkan di pinggir-pinggir jalan kota, di warung tanaman hias, atau justru di halaman rumah. Harganya cukup terjangkau. Misalnya: anggrek bulan dalam pot senilai Rp 15 ribu sampai Rp 20 per pot.

Mengatur pembungaan Anggrek
Tujuannya agar kita selalu memiliki tanaman anggrek yang berbunga. Pasalnya, para pembeli biasanya lebih tertarik pada anggrek dalam pot yang sedang berbunga. Mengatur pembungaan bisa dilakukan dengan memberikan obat perangsang bunga atau hormon pada tanaman anggrek.
Mencegah penyakit Bunga Anggrek
Waspada terhadap amukan penyakit busuk daun dan antraknosa. Kalau bisa, lakukan pencegahan semampunya. Jangan memberikan terlalu banyak air tetapi juga jangan terlalu kering.

PERMASALAHAN
Setahun terakhir perburuan anggrek hutan dan berbagai tanaman alam lain yang dijadikan tanaman hias dari Pegunungan Meratus terus marak dan tak terkendali. Kalau ini terus dibiarkan, lama-lama habis dan bisa saja orang Kalsel nanti hanya dapat menyaksikan kekayaan alam daerah ini di luar daerahnya, bahkan di luar negeri.
Pengambilan anggrek hutan Meratus dalam skala besar, kata dia, terjadi tahun 1980 oleh seorang peneliti dari Eropa di Gunung Halao-halao. Sekarang, koleksi anggrek Meratus yang terlengkap ternyata ada di Botanical Garden di London, Inggris. Daerah ini memang menjadi incaran karena sangat kaya dengan anggrek. Bahkan, ekspedisi Meratus yang dilakukan YCHI tahun 2005 saja menemukan lebih dari 100 jenis anggrek hutan.
Kini perburuan anggrek berlangsung besar-besaran dan terus-menerus. Yang kami bisa pastikan tak terjadi penjarahan anggrek hutan Meratus hanya di Desa Haratai dan Malaris, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Warga dua desa ini membudidayakan sekitar 30 jenis anggrek hutan, hasilnya mereka jual Rp 50.000 hingga Rp 250.000 per pot.
Perburuan anggrek hutan tropis basah dataran rendah itu begitu hebat menyusul booming bisnis tanaman hias di Indonesia akhir-akhir ini. Hal ini memicu munculnya para pedagang tanaman hias dadakan di Kalsel. Sayangnya, yang mereka jual bukan tanaman hias hasil budidaya, tetapi mengambil dari alam.

KESIMPULAN
Sektor agribisnis di dalam ruang lingkup ekonomi masa kini mencakup bermacam-macam usaha komersial, menggunakan kombinasi heterogen dari tenaga kerja, bahan, modal, dan teknologi. Sistem bahan pangan dan sandang  sangat luas sekali, suatu system yang sulit dan terus-menerus diubah agar sesuai dengan permintaan konsumen dan menyediakan bahan pangan dan sandang baik untuk pasar domestic maupun pasar dunia. 
Meskipun kaya akan berbagai jenis tanaman anggrek, sejauh ini tidak banyak orang yang membudidayakan karena anggapan bahwa tanaman ini harganya mahal dan sulit pemeliharaannya. Oleh sebab itu, meskipun banyak orang yang menyukai anggrek, tidak terlalu banyak yang mau menekuni untuk menanam dan memeliharanya. “Salah satu penyebab keengganan masyarakat untuk membudidayakan tanaman anggrek adalah ketidaktahuannya tentang apa itu anggrek dan bagaimana cara menanam serta memeliharanya.
Dengan melambungnya nilai ekonomi dari anggrek-anggrek yang diperdagangkan tersebut, hal ini memberikan suatu persepsi yang lain, seakan-akan ingin memberitahukan kepada kita bahwa hasil hutan selain kayu masih banyak yang diabaikan dan tidak diperhitungkan dalam perencanaan kebijakan yang masih memandang hutan hanya dari kayunya saja, padahal kayu dari hutan tidak lebih menyumbang hanya 5 persen dari nilai hutan seluruhnya.

Sumber :
David, W. D. dan Ericson S. P.1987. Manajemen Agribisnis. Edisi kedua. Erlangga.           
            Jakarta.







1 komentar: